Hai!
Kali ini aku akan menunjukkan lingkungan tempat tinggalku. Tempat yang belum terjamah gedung-gedung pencakar langit sama sekali. Hamparan sawah membentang sejauh mata memandang. Meskipun begitu, lingkungan tempat tinggalku ini tidak luput dari jangkauan polusi. Hanya saja jenis polusi di sini berbeda. Kalau di kota-kota besar polusi udara cenderung disebabkan oleh asap kendaraan bermotor, sedangkan di sini polusi itu disebabkan oleh asap pebakaran genteng dan batu bata. Iya, sebagian besar penduduk di sini bermata pencaharian sebagai petani. Ada petani padi, petani genteng, dan petani batu bata. Kalau musim tandur tiba, peandangan di sini aduhai indahnya. Apalagi ketika tiba waktu senja, kita dapat melihat pemandangan senja di atas hamparan padi yang baru menghijau. Tak usah bersusah payah membayangkan, ini aku ada potret langit menjelang senja di sana.
Pemandangan langit senja itu diambil di jalan yang tidak jauh dari rumahku. Sepanjang jalan itu, kanan dan kiri membentang luas hamparan padi. Aku selalu menyukai melewati jalan itu ketika tiba waktu senja. Selain itu, saat fajar menjelang, hamparan padi di sana berubah menjadi gumpalan kabut pagi yang terbentang bagaikan permadani. Yaa walau tidak setiap hari seperti itu, tapi aku beruntung pernah menikmati berjalan menyibak kabut di sepanjang hamparan sawah itu. Pada saat itu aku merasa seperti bidadari yang berjalan di kayangan.Hahaha, oke ini terlalu berlebihan. Sayang sekali aku tidak punya foto di saat-saat terindah seperti itu. Tapi ini sungguh benar terjadi, lain kali kalau aku mendapati yang seperti itu lagi akan segera aku tampilkan di sini. Janji!
Pemandangan-pemandangan indah itu akan segera menghilang ketika masa ngobong bagi petani genteng dan batu bata tiba. Lingkunganku akan segera dipenuhi dengan asap-asap pembakaran yang menghitam dan disertai dengan aroma yang agak menyengat. Kalau masa-masa ini sudah tiba, aku akan malas sekali pulang ke rumah, dan kalau pun aku di rumah, aku lebih banyak menghabiskan waktuku mengahadap ke depan kipas angin besar untuk mendapatkan udara segar :D
Nah, sekarang kita menuju ke rumahku. Maaf, ralat bukan rumahku, melainkan rumah orang tuaku tempat aku tinggal dan di besarkan. Rumah ini termasuk dalam rumah mungil. Dan seperti rumah-rumah di pedasaan pada umumnya, rumah ini tidak memiliki pagar pembatas di sekelilingnya, kanan kiri rumah langsung bersebelahan dengan tetangga. Bahkan sebelah kirinya berdempetan langsung dengan rumah Pak dhe (kakak laki-laki dari bapak).
Foto itu diambil di teras rumahku. Yang terlihat di foto itu hanyalah sebagian teras rumahku, dan halaman rumah tetangga kananku. Sebenarnya halaman rumah ini tidak jauh dari halaman rumah tetangga sebelah yang tampak di situ. Hanya saja, di sudut halaman rumahku dibangun taman kecil oleh ibuku. Beliau menanam bunga warna-warni di sana. Dulu bahkan sempat banyak tertanam mawar di sana, namun karena cuaca dan udara yang kurang mendukung, mawar-mawar itu hanya berumur singkat. Dan sekarang tinggal bunga-bunga yang aku sendiri tidak tahu namanya. Selain itu, di halaman rumahku juga terdapat pohon belimbing. Yaa meskipun buah belimbingnya tidak terlalu istimewa, tapi kehadiran pohon ini mampu membuat rumahku terlihat tidak terlalu gersang.
Kehadiran pohon belimbing di halaman rumahku itu tidak hanya membuat angin segar untuk kami para penghuni rumah, tapi juga beberapa hewan yang ada di sekitar rumah. Aku sering menjumpai dua ekor kucing tetangga berkejaran di pohon belimbing. Mungkin mereka sedang bermain seperti adegan di film-film india itu. Aku juga pernah melihat seekor ayam milik tetangga yang terbang ke atas pohon belimbing ini. Pohon belimbing ini cukup tinggi untuk ukuran ayam yang jarang menggunakan sayapnya untuk terbang. Aku tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh ayam itu di atas sana. Mungkin kalian bisa membantuku memecahkan masalah ini, lihatlah!
Baiklah, itu sedikit gambaran tentang lingkungan tempat tinggalku. Untuk kalian yang berada di sekitar tempat tinggalku ini atau kalian yang tertarik mengunjungi tempat tinggalku ini, silakan mampir. Aku akan dengan senang hati menyambut kedatangan kalian.
Foto ini aku beri sentuhan editing sedikit untuk mempertajam warnanya. |
Pemandangan langit senja itu diambil di jalan yang tidak jauh dari rumahku. Sepanjang jalan itu, kanan dan kiri membentang luas hamparan padi. Aku selalu menyukai melewati jalan itu ketika tiba waktu senja. Selain itu, saat fajar menjelang, hamparan padi di sana berubah menjadi gumpalan kabut pagi yang terbentang bagaikan permadani. Yaa walau tidak setiap hari seperti itu, tapi aku beruntung pernah menikmati berjalan menyibak kabut di sepanjang hamparan sawah itu. Pada saat itu aku merasa seperti bidadari yang berjalan di kayangan.
Pemandangan-pemandangan indah itu akan segera menghilang ketika masa ngobong bagi petani genteng dan batu bata tiba. Lingkunganku akan segera dipenuhi dengan asap-asap pembakaran yang menghitam dan disertai dengan aroma yang agak menyengat. Kalau masa-masa ini sudah tiba, aku akan malas sekali pulang ke rumah, dan kalau pun aku di rumah, aku lebih banyak menghabiskan waktuku mengahadap ke depan kipas angin besar untuk mendapatkan udara segar :D
Nah, sekarang kita menuju ke rumahku. Maaf, ralat bukan rumahku, melainkan rumah orang tuaku tempat aku tinggal dan di besarkan. Rumah ini termasuk dalam rumah mungil. Dan seperti rumah-rumah di pedasaan pada umumnya, rumah ini tidak memiliki pagar pembatas di sekelilingnya, kanan kiri rumah langsung bersebelahan dengan tetangga. Bahkan sebelah kirinya berdempetan langsung dengan rumah Pak dhe (kakak laki-laki dari bapak).
Anak-anak di sini suka sekali bermain di rumahku. Yang di pojokan itu, mereka sedang bermain kyu-kyu :D |
Foto itu diambil di teras rumahku. Yang terlihat di foto itu hanyalah sebagian teras rumahku, dan halaman rumah tetangga kananku. Sebenarnya halaman rumah ini tidak jauh dari halaman rumah tetangga sebelah yang tampak di situ. Hanya saja, di sudut halaman rumahku dibangun taman kecil oleh ibuku. Beliau menanam bunga warna-warni di sana. Dulu bahkan sempat banyak tertanam mawar di sana, namun karena cuaca dan udara yang kurang mendukung, mawar-mawar itu hanya berumur singkat. Dan sekarang tinggal bunga-bunga yang aku sendiri tidak tahu namanya. Selain itu, di halaman rumahku juga terdapat pohon belimbing. Yaa meskipun buah belimbingnya tidak terlalu istimewa, tapi kehadiran pohon ini mampu membuat rumahku terlihat tidak terlalu gersang.
Kehadiran pohon belimbing di halaman rumahku itu tidak hanya membuat angin segar untuk kami para penghuni rumah, tapi juga beberapa hewan yang ada di sekitar rumah. Aku sering menjumpai dua ekor kucing tetangga berkejaran di pohon belimbing. Mungkin mereka sedang bermain seperti adegan di film-film india itu. Aku juga pernah melihat seekor ayam milik tetangga yang terbang ke atas pohon belimbing ini. Pohon belimbing ini cukup tinggi untuk ukuran ayam yang jarang menggunakan sayapnya untuk terbang. Aku tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh ayam itu di atas sana. Mungkin kalian bisa membantuku memecahkan masalah ini, lihatlah!
Yang bisa nebak apa yang ayam itu lakukan, akan aku beri hadiah. |
Baiklah, itu sedikit gambaran tentang lingkungan tempat tinggalku. Untuk kalian yang berada di sekitar tempat tinggalku ini atau kalian yang tertarik mengunjungi tempat tinggalku ini, silakan mampir. Aku akan dengan senang hati menyambut kedatangan kalian.
tangkap tu ayam, ayo syukuran.. hehehe
BalasHapusEh itu tebak2anya dijawab, habis itu baru syukuran :P
Hapuswah indahnya tempatmu.. inginsekali bisa merenung di bawah pohon itu
BalasHapusjangan mas, kalo kesambet saya yang susah :P
Hapus