Laman

Jumat, 27 Maret 2015

Ada Langit di Atas Langit, Lupa?

"Saya pikir, hidup itu harus banyak meminta ~ ternyata harus banyak memberi

Saya pikir, sayalah orang yang paling hebat ~ ternyata ada langit di atas langit

Saya pikir, kegagalan itu final ~ ternyata hanya sukses yang tertunda.

Saya pikir, sukses itu harus kerja keras ~ ternyata kerja cerdas.

Saya pikir, kunci surga ada di langit ~ ternyata ada di hatiku

Saya pikir, Tuhan selalu mengabulkan setiap permintaan - ternyata Tuhan hanya memberikan yang kita perlukan

Saya pikir, makhluk yang paling bisa bertahan hidup adalah yang paling pintar, atau yang paling kuat ~ ternyata yang paling cepat merespon perubahan

Saya pikir, keberhasilan itu karena turunan - ternyata karena ketekunan

Saya pikir, kecantikan luar yang paling menarik ~ ternyata inner beauty yang lebih menawan

Saya pikir, kebahagian itu ketika menengok ke atas - ternyata ketika melihat ke bawah

Saya pikir, usia manusia itu di ukur dari bulan & tahun - ternyata di hitung dari apa yang telah dilakukannya kepada orang lain

Saya pikir, yang paling berharga itu uang & Kekuasaan - emas- permata - Ternyata BUKAN juga ......yang paling Penting dan Paling mahal itu KESEHATAN dan NAMA BAIK"


Hai!

Maaf, postingan kali ini harus aku buka dengan kutipan yang membuat sebagian orang bersedih hingga saat ini. Bukan tentang konten kutipan itu, melainkan pada kisah dibaliknya. Kutipan itu milik Alm. Yanni Trio Libel yang meninggal pada Rabu, 25 Maret 2015 kemarin.

Tadi selepas magrib tiba-tiba Ibuk masuk ke kamarku dan mengajakku berbual. Beliau menanyakan tentang status terakhir dari Alm. Yanni kepadaku. Yaah, dasar akunya yang jarang nonton infotainment, ditanya seperti itu aku malah bengong. Penasaran, aku cari saja di google. Dan muncullah sederet berita tentangnya. Aku pilih saja salah satu, lantas aku temukan status terakhir Alm. yang ditanyakan Ibuk tadi.

Saya pikir, semua yang Beliau tuliskan itu benar adanya. SEMUA. Begitulah hakikat hidup yang sesungguhnya, menurutku. Mungkin sebagian besar orang yang melek kehidupan sudah memahaminya. Hanya saja, tidak semua dari orang-orang itu sadar lantas mengamalkannya. Aku sendiri pun begitu. Satu contoh yang paling klise, menjaga kesehatan.

Kita semua juga tahu bahwa sehat itu mahal. Akan tetapi, masih saja tidak kita hiraukan. Baru akan menyesal jika itu sudah terenggut. Hanya akan meratap jika hidup sudah diujung maut.

Ah, betapa munafiknya kita semua.

Aku begitu tersanjung dapat membaca nasihat bijak itu. Nasihat yang sebenar-benarnya aku butuhkan.

***

Ini draft satu bulan yang lalu dan terbengkalai di deret postingan blog. Aku bukan melupakan, hanya belum bisa menyempatkan. Oooh, durhakalah aku. Tadi waktu aku baca ulang, sebenarnya sudah matang ya, lantas kenapa waktu itu tidak segera aku posting?? Hmmmm..

Menyambung tulisan dalam draft ini, sekarang zaman memang sudah berubah. Semua orang sibuk mengejar susuatu yang berjalan di depannya. Apa ini yang namanya gaya hidup?? Tenggelam dalam gengsi kemewahan, sedang kesehatan dinomorduakan. Ironis bukan? Mencari penghidupan di tanah orang, meninggalkan dalih agar anak istri tidak terlantar. Pada kenyataan? Justru itu telah membuka pintu kesengsaraan.

Bukankah akan lebih baik jika hidup rukun bersama keluarga, meski ekonomi cukup seadanya? Apa mungkin kita lupa bahwa Tuhan tidak buta?? Betapa.. Betapa.. Betapa ironisnya.  Mungkin untuk itu Alm. Yanni sengaja meninggalkan pesan dalam statusnya.

Akan ada hari untuk sebuah kebangkitan. Akan ada balasan untuk semua bingkisan. Itu yang Dia janjikan dalam Al Quran.

Semoga postingan kali ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Amin.

Senin, 09 Maret 2015

I said "YES!!!"

Selamat pagi!

Hari ini hari kedua pelaksanaan UAS SMK di Kabupaten Demak. Kebetulan aku ditugaskan menjadi pengawas silang. Pengawas silang maksudnya pengawas yang bertugas mengawasi Ujian di sekolah lain. Ini tahun pertamaku menjadi pengawas silang. Sekolah yang beruntung menjadi pengalaman pertamaku ini yaitu SMK Al Mubaroq. Letaknya tidak begitu jauh dari sekolah tempatku mengajar. Itu satu hal yg aku syukuri dari penempatan tugas ini. Hahaha. Selama 10 hari ke depan aku akan bertugas sebagai pengawas ujian di sekolah ini bersama Pak Teguh, guru perwakilan dari SMK lain. Ahhh.. semoga tugas ini menyenangkan!

Selain tugas negara tadi, aku juga ingin membagi satu hal yang sampai hari ini masih meninggalkan senyum di bibirku. A little sweet surprise. Aku menyebutnya itu. Jujur, ini sesuatu yang selalu aku inginkan. Ohh mungkin juga yang semua wanita inginkan.

Sesuatu itu adalah kenaikan tingkat keseriusan sebuah hubungan. Bulan kemarin aku pernah bercerita tentang anniversaryku yang ke 6 tahun bersama lelakiku. Dan hari Minggu, tanggal 8 Maret 2015 kemarin, lelakiku mengajakku untuk memasuki pintu menuju jenjang yang lebih serius. Itu terjadi secara cepat dan tiba-tiba. Aku, tentu saja bahagia! Tanpa ragu pula aku menjawab "iya". Dia lelaki yang selama ini aku inginkan untuk selalu ada di sisiku. Dia lelaki yang selalu aku tuju untuk menjawab semua keraguanku. Dia lelaki sekaligus sosok pendamping idamanku. Ahh.. Bagaimana aku bisa menolaknya?

Kami sudah melalui beberapa fase kehidupan untuk sekedar disebut bekal. Aku sendiri pun sebetulnya sudah bosan dengan kisah kami yang berjalan lurus ke depan. Ini merupakan satu hal yang aku nanti-nantikan. Meniti sebuah tanjakan bersama sambil bergandeng tangan.

Aku bedoa semoga ini awal dari sebuah penghidupan. Bukan hanya untuk aku dan dia, tapi juga untuk keluarga besar kami berdua. Amin.

Baiklah, itu sekedar cerita dariku. Sepenggal kisah kehidupan yang Ia titipkan dalam hidupku. Dia yang Maha Pembuat Cerita masih menyimpan segudang jalan cerita untukku. Tugasku hanya menyampaikan kembali yang telah Ia tuliskan dalam garis hidupku.

Tunggu, kenapa ini menjadi begitu serius? Hahaha ok, take a breathe.. and relax..
Yups, see ya!